
Jika MU menginginkan gelandang Atalanta ini, mereka harus siap merogoh kocek dalam-dalam!
July 9, 2025
Barcelona harus mengamankan Inter Milan paling lambat akhir Juli. – Kembali
July 9, 2025Nama Maldini lebih dari sekadar nama keluarga bagi AC Milan; nama ini merupakan tanda kehormatan dan pengabdian. Dua generasi Maldini telah menjadi legenda klub: Cesare dan Paolo. Namun, perjalanan Daniel tidak semudah para pendahulunya ketika tiba gilirannya.
Debut Daniel Maldini membangkitkan harapan. Dalam sejarah klub-klub terbaik dunia, ia menjadi generasi ketiga Maldini yang mengenakan seragam merah-hitam. Dalam fantasinya, pewaris Milanisti akan menggantikannya.
Sayangnya, sepak bola bukanlah dongeng. Karier Daniel di Milan tidak memenuhi harapannya. Kisah singkat yang lahir dari harapan tinggi kini telah berlalu.
Warisan Seorang Ayah dan Kakek
Salah satu tokoh penting dalam sejarah awal AC Milan adalah Cesare Maldini. Ia menjadi kapten yang digemari saat bermain untuk tim tersebut dari tahun 1954 hingga 1966. Paolo, putranya, tidak hanya meneruskan tradisi itu tetapi juga mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi.
Paolo Maldini bermain untuk Milan sepanjang karier profesionalnya, dari tahun 1984 hingga 2009. Ia menjadi representasi pengabdian yang tak tergoyahkan dan memenangkan lima trofi Liga Champions.
Tentu saja, Daniel diharapkan tampil gemilang saat tampil di San Siro pada tahun 2020. Namun, meskipun mereka memiliki garis keturunan yang sama, fungsi dan posisi Daniel di lapangan sangat berbeda. Tidak seperti ayah dan kakeknya, ia lebih merupakan kreator serangan daripada tembok monolitik.
Dari Milan ke Mana Saja Pada tahun 2010, Daniel mulai bekerja di akademi Milan. Ia terus berkembang dan bahkan memenangkan kejuaraan nasional bersama skuad U-16. Namun, ia hanya memiliki sedikit waktu bermain dan pengaruh sejak debut seniornya.
Pada tahun 2021, sebuah gol melawan Spezia memberinya harapan. Ia hanya tampil 13 kali sepanjang musim, meskipun ia juga memenangkan gelar Serie A 2021/22. Daniel, yang tidak pernah sepenuhnya dipercaya, mulai dipinjamkan dari satu klub ke klub lain.
Perhentian sementaranya adalah Spezia, Empoli, dan terakhir Monza. Ia tampil gemilang di Monza, mencetak empat gol dalam 11 pertandingan. Akhirnya, Daniel dijual Monza ke Atalanta pada Februari 2025 seharga €13 juta, atau sekitar Rp227 miliar.
BACA JUGA : Jika MU menginginkan gelandang Atalanta ini, mereka harus siap merogoh kocek dalam-dalam!
Beda Tekanan, Beda Peran
Daniel cenderung bermain di posisi ujung lapangan, berbeda dengan dua pemain Maldini sebelumnya. Sebagai playmaker, ia terkenal karena keterampilan dan daya ciptanya, serta fleksibilitas untuk bergerak dan menciptakan peluang.
Namun peran ini juga membuatnya lebih rentan digantikan. Ia tidak pernah benar-benar dipertimbangkan sebagai pilihan utama oleh Milan, yang selalu mencari bintang-bintang ofensif. Menjadi putra Paolo tidak menjamin tempat di starting lineup.
Mengingat bahwa ia adalah seorang “Maldini,” harapannya pun tinggi. Namun, ia lebih suka diakui atas keterampilannya daripada atas namanya. Sayangnya, aspirasi tersebut berubah menjadi beban yang sulit diatasi.